Header Ads

Elfina, Mahasiswi FISIP Unpas yang Lolos Seleksi World Bank Competition

Elfina Marchantia Karima dalam acara Sekejap Lebih Akrab Bersama BPPM TV. Elfina ialah mahasiswi Program Studi Ilmu Hubungan Internasional yang memperkenalkan program BACA di World Bank Youth Summit 2017 Competition.

pasoendan.co-- Seorang mahasiswi Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Pasundan angkatan 2017 mengikuti World Bank Youth Summit 2017 Competition di Washington DC, Amerika Serikat, yang dilaksanakan sejak 4 hingga 9 Desember 2017.

Elfina Marchantia Karima atau yang akrab disapa El berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan tulisannya yang berjudul BACA: Combating Language Barier in Rural Indonesia Trough Crowdsourcing Mobile Learning dan masuk ke 8 besar dari 500 tulisan yang mewakili 10 negara.

El mengenalkan sebuah inovasi sistem belajar bahasa inggris kepada masyarakat desa, dengan menggunakan teknologi mobile learning. Program BACA ini adalah sebuah pembelajaran bahasa berbasis SMS melalui mobile crowdsourcing. "Ini akan membantu warga desa untuk mempermudah mereka mengasah keterampilan bahasa seperti Bahasa Inggris," kata El saat diwawancara BPPM Pasoendan pada 14 Desember 2017.

Kekhawatiran utama El adalah warga di pelosok Indonesia yang tidak mampu bersaing menghadapi globalisasi. Sehingga mereka akan selamanya tertinggal dari masyarakat kota.

"Warga di pelosok desa di Indonesia tidak memahami Bahasa Inggris, padahal 70 persen konten di internet menggunakan Bahasa Inggris, ini berbahaya karena pada 2030 nanti mereka bisa saja menjadi pengangguran pada usia produktif sebab tidak mampu bersaing dengan warga kota, saya ingin nanti kita berjalan bersama-sama," jelas El.

Menurut El, warga desa harus dapat memahami Bahasa Inggris supaya bisa berkomunikasi dengan turis dari pelbagai daerah yang sering mengunjungi pedalaman Indonesia. El juga ingin memberdayakan pemuda kota untuk membantu mengedukasi warga desa agar lebih kompetitif.

"Program BACA ini nantinya membutuhkan bantuan dari pemuda kota sekaligus untuk mengedukasi pemuda desa agar 'melek' teknologi, warga desa nantinya bisa menggunakan bahasa daerahnya untuk berkomunikasi dengan turis menggunakan program BACA ini, lalu program akan menterjemahkan ke Bahasa Inggris, ini sekaligus akan membantu warga desa mempelajari Bahasa Inggris menggunakan Bahasa Ibunya masing-masing," katanya.


Program ini juga diharapkan bisa menumpas isolasi warga desa dengan memberikan berbagai kesempatan serta mempromosikan pengetahuan peralihan warga desa ke platform online. Menurutnya, lewat program BACA ia akan membantu Indonesia lebih maju untuk bonus demografi 2030. "Ini salah satu cara menuju Indonesia maju untuk bonus demografi 2030, kita harus maju bersama-sama," tutupnya.

(Alifa)


Tidak ada komentar