Header Ads

Mengenal Psychedelic Drugs

 


Psychedelic drugs (obat Psikedelik) atau biasa juga disebut obat psikotomimetik atau halusinogen, merupakan obat yang mampu mewujudakan pola pikir atau menerjemahkan jiwa menjadi bentuk visual yang terasa sangat nyata.

Psikedelik berasal dari Bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti “jiwa” dan delos yang berarti “manifestasi”, dari sini maka secara bahasa, psikedelik adalah manifestasi jiwa.
 
Psikedelik sendiri merupakan kondisi psikologi dimana seseorang mengalami halusinasi dan hilang kesadaran karena pengaruh dari luar, seperti, obat-obatan.  Psikedelik memengaruhi seluruh aspek indera manusia, seperti emosi, serta perasaan terhadap waktu.

Obat psikedelik termasuk ke dalam kelas substansi psikoaktif yang membentuk perubahan pada perspektif, mood dan proses kognitif manusia. Terdapat banyak jenis obat psikedelik, terdapat yang terbentuk dengan alami seperti di dalam pohon, tanaman rambat, biji-bijian, jamur dan daun. Kemudian, yang lainnya dibuat di labolatorium. 

Tipe Psychedelic Drugs:

  • LSD (Lysergic Acid Diethylamide): terbentuk dari substansi yang ditemukan dalam ergot jamur yang menginfeksi gandum hitam. LSD merupakan jenis obat psikedelik dengan efek halusinasi yang kuat. Efek psikedeliknya dapat muncul dalam hitungan satu jam dengan efek yang dapat berlangsung hingga 12 jam. LSD dapat ditemukan dalam bentuk kertas isap, likuid, serbuk, tablet, pil, kapsul dan gelatin.
  • Pyslocybin: terbentuk secara alami di dalam jamur. Jamur ini mudah ditemukan di seluruh penjuru dunia. Terdapat lebih dari 180 jenis jamur mengandung psilosibin. Salah satu jenis jamur yang terkenal adalah magic mushroom yang biasanya ditemukan dalam kotoran hewan tertentu. Efek dari magic mushroom biasanya muncul dalam hitungan satu hingga dua jam dengan efek yang dapat berlangsung hingga 6 jam.
  • Mescaline: merupakan zat psikedelik yang dapat ditemukan dari peyote (kaktus kecil yang berasal dari Meksiko) dan kaktus San Pedro. Mescaline menghasilkan efek yang mirip dengan LSD. Mescaline juga dapat disintetisasi di labolatirum. Efek dari mescaline dapat berlangsung hingga 12 jam.
  • DMT (Diemethyltryptamine): terkenal dengan nama Dimitri yang secara struktur mirip dengan Psilosibin, yaitu alkaloid yang ditemukan dalam jamur psilosibin. Dapat disintetisasi di labolatorium, dapat juga terbentuk secara natural tegantung kepada komponen dalam beberapa tumbuhan. DMT banyak ditemukan dalam tumbuhan yang berada di Hutan Amazon. Salah satu bentuknya adalah Ayahuasca yang merupakan estrak dari tumbuhan tersebut yang kemudian diajdikan ramuan teh. DMT yang disentisasi di labolatorium biasanya berbentuk serbuk putih, dengan cara penggunaan dihirup. Efek yang dihasilkan oleh DMT cukup singkat, yaitu berlangsung sekitar satu jam saja.
  • DOM (2,5-Dimethoxy-4-methylamphetamine): biasa dikenal dengan nama STP (Serenity, Tranquility and Peace). Obat psikedelik ini merupakan campuran dari obat halusinogen dengan stimulan (mescaline dan amphetamine) yang pertama kali disintetisasi pada tahun 1963. STP memiliki efek yang kuat, dan duarasi lama. Efek yang dihasilkan STP dapat berlangsung selama empat belas hingga dua puluh jam.
  • 2C-B (4-Bromo-2,5-dimethoxyphenethylamine): merupakan obat psikedelik yang pertama disentetisasi pada 1974. 2-CB mengandung psikedelik dan entaktogenik. Entaktogen merupakan klasifikasi yang unik karena termasuk kedalam obat stimulan yang telah dimodifikasi menjadi memiliki sifat halusinogen juga. 
  • 25[-x]-NBOMe (N-methoxybenzyl): merupakan psikedelik yang disentetisasi. NBOMe memiliki banyak seri. Setiap serinya merupakan tipe obat yang sama, hanya saja memiliki struktur komposisi yang berbeda. NBOMe juga sering disebut sebagai “classical psychedelic” karena merupakan obat psikoaktif baru yang diproduksi untuk memimikan atau menyerupai efek dari obat-obatan terlarang pada umumnya, namun memiliki efek yang lebih rendah. NBOMe dapat berbentuk kertas isap (seperti LSD), serbuk putih, likuid, atau pil.

Bagaimana Psychedelic Drugs digunakan?

Obat psikedelik telah digunakan semenjak zaman kuno dari berbagai budaya di dunia dengan asosiasi spiritual dan mistik. Di era moderen sekarang, obat psikedelik biasa digunakan untuk mendapatkan euforia dan imajinasi untuk membuat sebuah karya seni atau untuk kepentingan terapeutik. Obat psikedelik yang banyak digunakan diantaranya: Ayahuasca, LSD, NBOMes, dan Psylocybin.

Cara menggunakan obat psikedelik tipe LSD berbentuk kertas isap biasanya digunakan dengan cara disimpan di bawah lidah, di langit-langit mulut, atau di dalam pipi.  Jika berbentuk pil atau tablet, maka dapat dikonsumsi dengan cara ditelan dan dihirup jika dibubukan. 

Magic Mushroom, Mescaline dan DMT biasanya digunakan dengan cara ditelan, dimasak, diseduh menjadi sebuah teh,  ditelan atau dihirup jika disintetiskan. 
Terkadang, obat psikedelik dicampur dengan tembakau atau ganja yang kemudian dihisap. Seperti peyote, biasanya dibubukan kemudian dihisap bersama ganja atau tembakau, dapat pula dikunyah atau direndam dalam air untuk dijadikan teh. 

Sedangkan, NBOMe pada umumnya dikonsumsi dengan cara ditelan atau jika kurang atau tidak bereaksi, biasanya mereka akan dibuat dalam bentuk kertas isap yang serupa dengan LSD, dengan cara penggunaan yang serupa pula.

Obat psikedelik di Indonesia termasuk ke dalam golongan narkotika nomor I. Secara hukum diatur dalam Undang-Undang No.35 tahun 2009 yang berbunyi “siapa pun yang memiliki, menggunakan, memproduksi, hingga mengedarkan narkotika golongan I akan dipidana paling singkat 4 tahun, dengan denda paling sedikit Rp 800.000.000”.

Maka dari itu, sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan obat psikedelik karena selain dapat menimbulkan gangguan kesehatan, akan dikenakan sanksi secara hukum.  

Psychedelic Therapy
Terapi psikedelik atau biasa disebut sebagai psychedelic-assisted psychotherapy (PAP) merupakan terapi yang menggunakan obat psikedelik untuk membantu proses penyembuhan kesehatan mental. PAP umumnya dilakukan pada penderita gangguan stress pascatrauma atau PTSD (post-traumatic stress disorder), depresi dan alkoholisme (alcohol use disorder). 

Obat psikedelik yang kerap digunakan untuk PAP diantaranya: psilosibin, DMT, ayahuasca, peyote, MDMA dan LSD. Obat psikedelik telah terdaftar sebanyak lebih dari 200 uji klinis dalam clinicaltrials.gov. Namun, para ahli menekankan masih perlu waktu yang panjang agar obat-obatan ini dapat dioptimalkan penggunaannya sebagai terapi karena keamanannya belum terjamin, baru dilakukan eksperimennya dalam skala kecil, serta hambatan ilegalitas.

Efek Samping Psychedelic Drugs

Obat psikedelik memengaruhi manusia secara berbeda-beda tergantung beberapa hal sebagai berikut:

  • Ukuran, berat badan dan kondisi kesehatan;
  • Terbiasa atau tidaknya dalam menggunakan obat psikedelik;
  • Digunakan bersamaan dengan obat lain atau tidak;
  • Seberapa banyak jumlah yang digunakannya;
  • Kekuatan kandungan halusinogen dari obat itu sendiri.
  • Ketahanan efek dari obat psikedelik juga sangat bervariasi, berdasarkan tipe dari psikedelik itu sendiri secara spesifik seperti yang telah dipaparkan di atas.
Berikut adalah beberapa efek yang dapat terjadi:
  • Rasa euforia,
  • Rasa rileks dan tentram,
  • Melihat dan mendengar sesuatu yang tidak ada,
  • Kebingungan dan sulit berkonsentrasi,
  • Pening,
  • Pandangan kabur,
  • Pacu jantung cepat atau tidak stabil,
  • Bernapas dengan cepat,
  • Muntah,
  • Panas dingin,
  • Mati rasa,
  • Melakukan tindakan diluar kontrol hingga keinginan untuk bunuh diri.

Bad Trip

Terkadang pengguna obat psikedelik dapat mengalami bad trip, yang merupakan sebuah istilah di mana halusinasi terasa menganggu dan menakutkan. Hal ini dapat membawa kita kedalam kondisi panik, dan tindakan yang tidak dapat diprediksi, seperti berlari ke jalanan, menyakiti diri sendiri, hingga keinginan untuk bunuh diri. 

Bad trip dapat terjadi ketika obat psikedelik digunakan dalam jumlah yang banyak, menggunakan kelompok obat psikedelik yang kuat, atau mencampur obat psikedelik dengan obat-obatan lainnya.

Flashbacks

Efek psikedelik dalam jangka panjang yang paling umum adalah flashback, merupakan pengulangan pengalaman terkait efek dari obat psikedelik yang dapat terjadi secara harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan.

Flashbacks dapat dipengaruhi oleh penggunaan obat psikedelik bersamaan dengan obat lain, stres, kelelahan atau berolahraga. Pengalaman flashbacks dapat membuat perasaan dari nyaman hingga perasaan-perasaan yang dapat menimbulkan kecemasan. Flashbacks biasanya berbentuk visual yang bertahan dari satu hingga dua menit.

Dampak Menggunakan Psychedelic Drugs Bersamaan dengan Obat-Obatan Lain

Efek dari menggunakan obat psikedelik dengan obat-obatan termasuk alkohol, obat resep medis, hingga yang bisa didapatkan dari apotek, sering sulit untuk diprediksi.
Mencampurkan obat psikedellik dengan obat stimulan meningkatkan efek stimulan, seperti mempercepat detak jantung yang akan mengundang stres. Stimulan juga dapat menyebabkan meningkatnya rasa cemas yang akan membawa pengguna kedalam pengalaman yang negatif. 

Mencampurkan narkoba psikedelik dengan obat depresan seperti alkohol dapat mengakibatkan berkurangnya koordinasi terhadap tubuh serta meningkatkan penggunanya untuk merasa mual hingga muntah. Alkohol juga memungkinkan untuk meningkatkan efek psikedelik.

Peringatan dan Keamanan

Pada dasarnya tidak ada acara yang aman dalam menggunakan narkoba. Dalam jal ini, penggunaan psychedelics akan lebih berbahaya jika:

  • Dikonsumsi bersamaan dengan alkohol atau obat-obatan lainnya, terlebih obat stimulan seperti crystal methamphetamine (sabu-sabu) atau Methylenedioxymethamphetamin (MDMA atau ekstasi).
  • Dikonsumsi saat sedang melakukan sesuatu yang memerlukan koordinasi motorik, yang merupakan fungsi harmonis atau keseimbangan dalam tubuh yang melibatkan pergerakan seperti, berkendara atau mengoperasikan alat/mesin. Terlebih jika dikonsumsi bersamaan dengan obat depresan atau hipnotik-sedatif yang dapat menyebabkan penurunan koordinasi motorik.
  • Sendirian (terkait orang yang memerlukan asisten dalam kondisi medis).
  • Memiliki isu kesehatan mental (di luar penggunannya sebagai PAP).

Jika kamu memutuskan untuk menggunakan obat psikedelik, maka penting untuk memperhatikan hal-hal berikut:

  • Efek yang akan dialami saat mengonsumsi obat psikedelik sulit untuk diprediksi (walaupun menggunakan obat psikedelik yang pernah digunakan sebelumnya). Untuk kekuatan efeknya juga sangat beragam dari kelompok satu ke kelompok lainnya.
  • Orang yang memiliki isu mengenai kesehatan mental perlu menghindari penggunaan narkoba psikedelik tanpa dampingan ahli.
  • Menggunakan obat psikedelik di lingkungan yang tidak asing atau diketahui perlu ditemani dengan orang yang kita kenal dan dapat dipercaya, karena hal tersebut akan meringankan efek emosional yang tidak nyaman. 
  • Jika mengalami kecemasan dapat ditangkal dengan menstabilkan napas sambil mengambil posisi duduk.
Obat psikedelik pada umumnya dapat meningkatkan toleransi (ketahanan pada penggunaan narkoba) dengan cepat serta dapat menimbulkan ketergantungan psikologis yang dapat terjadi pada sebagian orang.

Psychedelic Sebagai Sebuah Aliran Seni

Aliran seni psikedelik muncul pada era 60-an yang dipelopori oleh kelopok hippie. Hippie merupakan sebuah kultur di Amerika Serikat pada tahun pertengahan 1960, golongan ini mempercayai bahwa manusia modern telah dibutakan dengan ambisi-ambisi yang menyeramkan seperti jiwa-jiwa yang berhasrat menaklukkan, perang, dan menang (pada era ini sering terjadi peperangan) dari sini golongan hippie sering dikatakan sebagai “kiri baru”. 
Pada umumnya mereka memiliki gaya hidup yang bebas, pecandu narkoba, menggunakan bahasa slang dan menyukai musik jazz dan blues. 

Para hippie menggunakan narkoba untuk mendapatkan efek terbang dan memperluas imajinasi. Efek dari narkoba tersebut banyak yang dimanifestokan kedalam sebuah seni. Dari sini muncullah aliran seni psikedelik.

Karakteristik aliran seni psikedelik sebagai sebuah gambar dan music. Karakteristik seni gambar psikedelik:

  • Menggunakan warna yang beragam, bergoyang, kontras, dan ramai.
  • Komposisi atau penyusunan elmen dalam seni yang bertabrakan ini terlihat seperti seni yang tidak masuk akal. Tarikan garis pada seni ini biasanya melengkung seperti lingkaran asap.
  • Elemen visual yang rumit.
  • Keterbacaan tipografi rendah atau tidak jelas.
  • Menggunakan tekstur yang rumit.
  • Fantasis, metafisis, surrealis.
  • Terdapat pengulangan motif.
Sedangkan aliran seni psikedelik dalam musik masuk di era 60-an. Sejumlah musisi mamasukan pengalaman psikedelik mereka ke dalam musik. Sebuah musik dapat disebut psikedelik perlu memperhatikan tiga hal berikut: dekronisasi, depersonalisasi, dan dinamisasi.

Dekronisasi, mengizinkan pengguna obat psikedelik untuk bergerak di luar persepsi waktu yang konvensional. Sementara efek depersonalisasi memungkinkan penggunanya untuk kehilangan jati diri dan mendapatkan “kesadaran yang tak dapat dibedakan.” Kemudian dinamisasi membuat semuanya tampak melentur, larut dalam alunan atau tarian yang bergerak.

Penulis: Tania Dwi Octaviani
Penyunting: Sherani Soraya Putri







No comments