Kampanye Terbuka Pemira FISIP Unpas 2025, Ajang Demokrasi dan Uji Kelayakan Calon Legislatif
Gambar: Kampanye Terbuka Pemira FISIP Unpas 2025
Sumber: Muhammad Alif Maftuh
BPPM Pasoendan – Bandung, 15 Mei 2025 Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) FISIP Universitas Pasundan menyelenggarakan kampanye terbuka sebagai bagian dari rangkaian Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) 2025. Kegiatan ini bertujuan memberi ruang bagi calon legislatif untuk menyampaikan visi dan misi mereka di hadapan seluruh mahasiswa.
Kampanye terbuka ini merupakan agenda rutin tahunan sebagai bagian dari praktik demokrasi kampus. Ketua Umum KPUM, Seva Iryawan, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang agar proses politik kampus dapat berjalan transparan dan bisa dinilai langsung oleh mahasiswa.
Menurut Seva, kampanye terbuka bukan hanya sekadar formalitas, tapi menjadi sarana penting untuk meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa. “Kampanye terbuka ini diselenggarakan setiap tahun sebagai agenda dalam rangka memerlihatkan demokrasi FISIP Unpas. Nah, diselenggarakan kampanye yang sering terbuka, sebenarnya agar bisa dilihat oleh masyarakat umum. Tujuannya, agar si mahasiswa ikut berpartisipasi dalam rangka kegiatan politik kampus secara demokrasi ini. Nah, kemudian yang kedua, untuk mempertontonkan daripada calon-calon legislatif ini yang mungkin nanti akan berkontestasi di pemira legislatif sebagai bentuk penilaian dari mahasiswa. Yang bisa dibilang uji kelayakan lah.” ungkapnya.
KPUM, lanjut Seva, menjunjung tinggi prinsip luber dan jurdil, serta berkomitmen bersikap netral. Mereka juga siap menindaklanjuti laporan pelanggaran kampanye secara terbuka dan berdasarkan aturan yang telah disepakati dalam traktat.
Sementara itu, tanggapan mahasiswa terhadap kampanye ini beragam. Vira,
mahasiswi Ilmu Komunikasi 2022, menilai kampanye terbuka cukup membantu dalam
mengenal visi-misi partai. “Pendapat aku, mungkin yang pertama kita jadi tau ya
dari masing-masing partai, kita tau visi misinya dari calon legislatifnya terus
kita juga jadi mungkin lebih terbuka tentang partai-partainya tentang visi
misinya itu yang paling penting,” tuturnya. Ia juga menyoroti pentingnya isu
keadilan dalam advokasi mahasiswa, agar tidak hanya menguntungkan mereka yang
punya koneksi.
Berbeda dengan Vira, dua mahasiswa lainnya, Jahran dan Andreas dari Ilmu Komunikasi 2023, mengaku kurang memahami isi kampanye karena belum terlalu aware. “Jujur, karena kita tidak terkontaminasi oleh warna (bukan anggota partai) apapun. Karena kita bening (bukan anggota partai). Jujur, kurang aware kita ya. Kurang aware.” ungkap Jahran. “Kalau dari saya sih, jujur. Nggak ngerti apa-apa ya. Dan kayak melihat keramaian ini teh. Saya datang ke sini teh. Apa sih yang ditonton dan dirasakan? Oh, ternyata b aja.” sambung Andreas. Meski begitu, mereka menyatakan akan tetap menggunakan hak suara jika ada calon yang mampu memberi dampak nyata.
KPUM berharap melalui kampanye terbuka ini, mahasiswa FISIP Unpas dapat lebih sadar dan aktif dalam proses politik kampus. “Tentunya saya sangat berharap mahasiswa FISIP Unpas ini sebagai mahasiswa ilmu sosial dan ilmu politik itu lebih melek lagi dan lebih memeriakan agar euforia demokrasi FISIP Unpas ini lebih terasa dan lebih meriah.” tutup Seva.
Penulis: Fahmi Nur Mahmud
Penyunting: Alif Latif Abdillah
Beri Komentar