Header Ads

Rocky Gerung Picu Diskusi Identitas Mahasiswa di Tengah Dunia Penuh Distraksi

Foto: Sesi diskusi di acara Symposium of Identity
Sumber: Fahmi Nur Mahmud

Bandung, 17 Mei 2025 - Acara Symposium of Identity yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) FISIP Universitas Pasundan sukses menarik perhatian mahasiswa dengan mengangkat tema "Mencari Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi". Akademisi dan intelektual publik, Rocky Gerung, hadir sebagai pembicara utama dalam diskusi yang berlangsung di Lapangan Tengah FISIP Unpas, Sabtu (17/5).

Kehadiran Rocky Gerung dinilai relevan oleh panitia dan peserta karena isu identitas dan eksistensialisme dinilai semakin penting, khususnya bagi mahasiswa yang tengah berada di fase menuju krisis identitas dan quarter-life crisis.

Muhammad Rizal Fadila, Gubernur HIMAKOM FISIP Unpas, menjelaskan bahwa tema ini dipilih sebagai respon terhadap mulai memudarnya budaya diskusi dan ruang berpikir kritis di kalangan mahasiswa. “Ketika ada satu tongkrongan yang memang sifatnya membahas suatu isu, baik nasional pun internasional, terkadang banyak yang bahas soal lain yang mencar, malah lebih sukanya ngopi, atau bahkan nongkrong-nongkrong malam gitu,” jelas Rizal.

Pemilihan Rocky Gerung sebagai narasumber pun bukan tanpa alasan. “Kalau untuk cocokologi mungkin ya. Memang dirasa. Bung Rocky ini kan satu sosok menjadi andalan dari pada kemahasiswaannya, ya teman-teman mahasiswa siapa sih nggak tahu Rocky Gerung, apalagi yang suka tentang kajian ilmu filsafat dan lain lain. Mungkin ini suatu hal yang cocok ketika memang di balancing dengan tema mencari jati diri.” tambahnya.

Dalam sesi diskusi, Rocky membahas bagaimana identitas, dunia distraktif, dan eksistensial membuat banyak mahasiswa kehilangan arah dalam mencari jati diri. Ia mendorong peserta untuk mempertanyakan hal-hal mendasar tentang eksistensi dan peran mereka di tengah masyarakat.

Salah satu peserta, Muhammad Rizki Fadhilah dari Politeknik Negeri Bandung, mengaku mendapat banyak perspektif baru dari acara ini. “Untuk aku sih cukup baik, terus cukup related makanya untuk umur-umur mahasiswa menuju quarter life crisis juga ya, mungkin lumayan banyak juga yang mengalami krisis identitas juga dan segala macemnya, mulai kerasa gitu, mulai menuju kehidupan yang sebenarnya gitu ya. Jadi buat aku sih cukup baik untuk dapet banyak insight dari acara ini,” ujarnya. Rizki juga berpesan kepada mahasiswa lain untuk terus berpikir kritis karena, menurutnya, “Selalu berpikir kritis  aja gitu, karna tidak ada kebenaran yang mutlak semua bisa diperdebatkan dan bisa dikritisi.”

Melalui Symposium of Identity, HIMAKOM berharap mahasiswa mampu menumbuhkan kembali semangat berpikir kritis dan mengenali jati diri mereka di tengah banyaknya distraksi. Rizal menambahkan, “Apa sih yang memang menjadi tupoksi ataupun tanggung jawab mahasiswa. Sebetulnya itu, karena dirasa gerak-gerak perlawanan turun ke jalan, aksi ke jalan, memang sudah mulai memudar, mungkin dari hal kecil seperti itu, mudah-mudahan dengan dipantiknya hal seperti ini, itu bisa menemukan lagi revolusi-revolusi baru dari mahasiswa. ” Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab dan ajakan untuk terus berdiskusi lintas gagasan di luar ruang kelas.

Penulis: Muhammad Alif Maftuh
Penyunting: Alif Latif Abdillah

Tidak ada komentar