Header Ads

Kamisan dan Perjuangan HAM di Indonesia

Sepluh Tahun Kamisan menyuarakan pelanggaran Hak Asasi Manusia diberbagai daerah di Indonesia.
BPPM, Lengkong Besar-- Kamisan merupakan bentuk kegiatan seremonial untuk menyuarakan berbagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di Indonesia. Acara ini berlangsung setiap hari Kamis, di Gedung Sate, Bandung. Kamisan ini tidak hanya diselenggarakan di Bandung saja, tapi juga di berbagai daerah di Indonesia.

Acara ini dihadiri oleh berbagai organisasi ataupun komunitas yang berkecimpung dalam penegakkan HAM di Indonesia. Setiap perwakilan organisasi menyampaikan aspirasinya mengenai kasus-kasus pelanggaran HAM. Salah satunya adalah Dayat, seorang aktivis kemanusiaan yang fokus kepada isu Reforma Agraria dan buruh-tani.

"Pasca tahun 65 banyak petani yang dibantai dengan dalih bahwa mereka adalah kader PKI, dan hari ini masih banyak buruh tani yang bernasib sama dengan zaman Orde Baru (Orba)," ujar Dayat, saat diwawancarai oleh BPPM, Kamis (21/9).

Menurutnya tidak ada perbedaan antara rezim Soeharto dan rezim Jokowi, keinginan serikat petani dan organisasi petani yang lainnya masih belum terpenuhi.

"Ternyata secara kebijakan antara rezim Soeharto dan rezim Jokowi sama saja, walaupun dalam era Jokowi ada kebijakan soal Reforma Agraria tapi tidak sesuai dengan konsep yang diusung serikat petani," jelasnya.

Sempat Diusir Intel

Kamisan sempat dilarang oleh Pihak Berwenang (Intelijen) karena tempat berlangsungnya acara digunakan untuk persiapan HUT Bhayangkara. Wanggi Hoed selaku perintis Kamisan mengatakan pihaknya akan menghargai regulasi yang ada.

"Saya menghargai mereka dengan regulasi yang mereka buat, kita harus sama-sama menghargai, kita mentolerir mereka, yang penting Kamisan tetap ada dan tidak ada kontak fisik, kita melawan kekerasan dengan cara yang lembut," pungkasnya.

(Zul, Sasa)

No comments