Header Ads

Preparasi Negara Yang Menerapkan Kembali Masa Lockdown




Ilustrasi

  • Menutup Perbatasan

Beberapa negara mulai menyetop penerbangan dari dan ke Eropa, seperti AS. Venezuela melarang penerbangan dari dan ke Eropa, Kolumbia, Panama, dan Republik Dominika. Sama seperti langkah Argentina dan Kolumbia yang juga memberlakukan kebijakan penangguhan perjalanan.

Di kawasan Asia, Korea Utara telah lebih dahulu mengisolasi seluruh wilayahnya, meski belum melaporkan satupun kasus virus corona. Mereka tak memperbolehkan turis dari luar negeri untuk masuk dan melarang sementara penerbangan internasional. Begitupun Libanon yang baru akan menutup bandara, perbatasan, dan pelabuhan mulai 29 Maret.


  •  Menutup Fasilitas Publik

Pemerintah Italia menutup semua bar, restoran, dan pertokoan mulai pertengahan Maret. Warga hanya bisa membeli bahan makanan di supermarket dan tak diizinkan berkumpul di tempat umum.

Belgia juga tetap memperbolehkan supermarket buka. Namun, setiap orang yang berbelanja hanya boleh menghabiskan waktu maksimal 30 menit.

Spanyol yang baru memberlakukan lockdown, menutup semua kantor dan unit usaha, kecuali yang memberikan pelayanan penting. Serupa dengan aturan yang diberlakukan Libanon. Fasilitas penting yang diizinkan biasanya menyangkut distribusi makanan, layanan kesehatan, transportasi, dan keamanan tetap diperbolehkan. Selain itu fasilitas umum seperti sekolah dan universitas juga ditutup di negara-negara yang menerapkan lockdown dan beberapa negara lainnya yang belum.

Pemerintah kota Manila, Filipina, menutup sekolah selama satu bulan. Begitupun dengan Iran dan Irak, yang juga menutup pusat perbelanjaan dan bioskop di seluruh negeri. Selain menutup sekolah dan universitas serta bioskop, pemerintah Prancis juga menutup tempat penitipan anak, perpustakaan, museum, dan gedung teater, serta melarang pertemuan lebih dari 100 orang.

Filipina, Iran, Irak, dan beberapa negara juga melarang pertemuan massal dan acara-acara besar. Bahkan pemerintah Iran juga untuk sementara meniadakan salat Jumat. Sementara itu, Arab Saudi melarang ceramah lebih dari 15 menit. 

Selain negara-negara tersebut, Austria juga melarang pertemuan publik lebih dari lima orang. Sementara, Amerika Serikat telah melarang pertemuan massal melebihi 10 orang, yang diberlakukan selama 15 hari ke depan. Meski demikian, pemerintah AS masih belum menyatakan lockdown. 

Beberapa wilayah juga mulai mengurangi operasional transportasi publik, termasuk pembatasan jadwal kereta, bus, hingga penerbangan internasional.


  •  Melarang Warga Keluar Rumah

Selama masa pemberlakuan lockdown, beberapa negara mengimbau warganya agar tak meninggalkan rumah. Italia, Spanyol, Libanon, Filipina, dan Malaysia meminta warganya untuk tinggal di rumah.  Pemerintah Italia melarang orang-orang untuk keluar rumah dan mengadakan acara, termasuk untuk menggelar upacara pemakaman. 

Di Belgia, hanya petugas medis, pekerja di sektor makanan dan apotek, atau warga yang hendak berolahraga sendiri tanpa berkelompok saja yang diizinkan keluar rumah.

Peru dan Austria juga mewajibkan isolasi sosial selama 15 hari pada seluruh warganya. Hanya mereka yang membutuhkan "barang-barang penting" yang bisa pergi keluar rumah. Prancis mengerahkan 100 ribu petugas kepolisian untuk memastikan aturan lockdown dipatuhi. Sementara, Filipina menerjunkan militer untuk memastikan ketertiban dan keamanan selama penerapan lockdown. Serupa dengan Peru yang menerapkan sistem penjagaan dengan menerjunkan militer dan polisi. 

Negara-negara lain juga cenderung menerjunkan militer atau pihak kepolisian untuk berjaga. Bagi orang yang melanggar aturan ini dapat ditangkap hingga diganjar denda.

Sumber: CNN Indonesia

(Via)





No comments