Header Ads

Pernyataan Bandung Menolak Pemberangusan Buku oleh Aparat

Press Release, BPPM -- Bagi rakyat Indonesia, Bulan Mei bukan hanya sekadar keterangan waktu. Tetapi juga bermakna sebagai ingatan atas peristiwa penting dalam sejarah pergerakan kebangkitan nasional 1908, juga perubahan besar yang terjadi dengan Reformasi 1998. Dan setiap tahun, tanggal 17 Mei juga ditetapkan sebagai peringatan Hari Buku Nasional. Kebangkitan Nasional 1908, Reformasi 1998, Hari Buku Nasional; ketiganya bermakna sebagai kesatuan menuju budaya demokrasi.
Namun, ironisnya pada bulan Mei 2016 inilah terjadi berbagai peristiwa pemberangusan terhadap dunia literasi dan kebebasan berekspresi. Dengan alasan bangkitnya kembali paham Partai Komunis Indonesia (PKI), aparat kepolisian, militer, dan organisasi massa, secara sewenang-wenang melakukan razia dan memberangus buku-buku yang mereka sebut sebagai buku “Kiri”.  
Perbuatan anti kebudayaan ini senyata-nyatanya telah melanggar Keputusan Mahkamah Kontitusi Nomor 6-13-20/PUU-VIII/2010. Keputusan tersebut telah membatalkan UU No.4/PNPS/1963, yang selalu dijadikan dasar bagi kejaksaan dalam pemberedelan buku yang dianggap mengganggu ketertiban umum. Kejaksaan hanya bisa menyita buku dan barang cetakan lain jika telah mendapat izin pengadilan. Maka, mengingat keputusan Mahkamah Keputusan tersebut, aparat kepolisian, militer, terlebih organisani massa, tidak berhak melakukan razia dan memberangus buku.
Selain itu, sejak beberapa bulan terakhir, dengan alasan mencegah kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI), telah terjadi pula berbagai pemberangusan terhadap kebebasan bereskpresi. Intimidasi dan pembubaran diskusi publik, festival seni budaya, pemutaran film, teater, hingga penyerbuan organisasi massa intoleran ke dalam lingkungan kampus.
Tap MPRS No. XXV Th. 1966 tentang larangan penyebaran paham komunisme yang selalu dijadikan dalih, sesungguhnya telah ditinjau ulang melalui Tap MPR No.1 Th. 2003 melalui Pasal 2 angka 1 yang mengamanatkan tetap adanya “Penghormatan pada prinsip-prinsip keadilan, menghormati hukum, prinsip demokrasi dan hak azasi manusia.”
Di Bandung, ini terjadi pada pementasan Monolog Tan Malaka, penangkapan seniman pantomim, dan penyerbuan organisasi massa ke dalam lingkungan kampus Insititut Seni Budaya Indonesia (ISBI).  Intimidasi dan pemberangusan kebebasan berekspresi ini tak hanya terjadi di Bandung, tapi juga Jakarta dan Yogjakarta. Terjadi pembiaran aparat kepolisan atas kesewenang-wenangan organisasi massa yang bertindak intoleran tersebut.
Atas nama hak-hak kami sebagai warga negara yang dilindungi kontitusi,  maka dengan ini, kami pegiat literasi, seniman, aktivis budaya, dan pelaku komunitas kreatif Kota Bandung menyerukan pernyataan:
  1. Mendesak aparat kepolisan dan  militer menghentikan intimidasi dan pemberangusan terhadap buku, diskusi buku, dan aktivitas literasi lainnya
  2. Mendesak aparat kepolisan dan militer menghentikan pembiaran atas perbuatan organisasi massa intoleran yang mengancam kebebasan bereskpresi
  3. Mendesak kesungguhan pemerintah dalam menjalankan kewajibannya melaksanakan UUD, demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan budaya demokrasi melalui kehidupan dunia literasi yang sehat, termasuk melindungi hak-hak warga negara dalam kebebasan berekspresi
  4. Mendesak para pembesar di jajaran pemerintahan untuk berhenti mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang kontra produktif  bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, termasuk bagi kelangsungan budaya demokrasi yang sehat
  5. Menyerukan pada para pemangku kepentingan dalam perbukuan nasional (para penulis, penerbit, penerjemah, penyunting, penjual buku, pembaca, pegiat literasi) dan masyarakat luas; bersatu menolak pemberangusan buku dan kebebasan berekspresi.

Tuhan bersama kita!       
Bandung, Gedung Indonesia Menggugat,  17 Mei 2016.
Pegilat Literasi, seniman, aktivis budaya, pelaku komunitas kreatif Kota Bandung
  1. Ahda Imran (LPM Daunjati)
  2. Hanief (Komunitas Gedung Indonesia Menggugat)
  3. Bilven (Ultimus)
  4. Deni (Lawang Buku)
  5. John Heryanto (LPM Daunjati)
  6. Ekalaya Adji (Idea Institute)
  7. Sahlan Mustaba ( Main Teater Bandung)
  8. Dyaning. P (Media Parahyangan)
  9. Robby Darmawan (LPM Suaka)
  10. Adrian Dwi (BEM UNLA)
  11. Regin WN (BEM FKIP UNLA)
  12. Aditya F. Ihsan (ISH Tiang Bendera ITB)
  13. Renando Yafi (MG – KSSEP ITB)
  14. M. Nata Adhiyaksya (DPM STKS Bandung)
  15. Arief Rahman H (Media Mahasiswa Indonesia)
  16. M. Syahid Syawahidul Haq (Unit Pers Mahasiswa UPI)
  17. Wisnu (Perpustakaan Apresiasi)
  18. Indra (Jaringan Buku Alternatif)
  19. Kukuh (Lingkar Sastra ITB)
  20. Raka (BEM FIB UNPAD)
  21. Mujia R. Idris (UKSK UPI)
  22. Dasep Sumardjani (Kebun Seni)
  23. Sinatrian Lintang R (Lingkar Studi Mahasiswa Telkom University)
  24. Zen RS (panditfootball.com)
  25. Harold Wilson (LBH Bandung)
  26. Urab (Ultimus)
  27. Rinaldi Fitra Riandi (Unpas)
  28. M. Rizky A.D (Unpas)
  29. Muhammad Taufik (STKIP Pasundan)
  30. Ryan R. Akbar (Universitas Telkom)
  31. Lenin (Unhan)
  32. Firman Hidayah K (STKS Bandung)
  33. Egi Budiana (LPM Jumpa Unpas)
  34. Muhammad Rushdi (Majalah Ganesha ITB)
  35. Rama Priambudhi (Dewantara Institute)
  36. Isthiqonita (LPM Suaka)
  37. Adytia F. Ihsan (KM ITB)
  38. Didin Tulus (Ultimus)
  39. Adi (AJI Bandung)
  40. Iqbal AS Hidayat (Gerakan Aktivis 77/78)
  41. M. Habib (LPM Daunjati)
  42. Immanuel Deporat (LPM Daunjati)
  43. Anton Kurnia (Front Api)
  44. Adi Marsela (AJI Bandung)
  45. Adam Rahadian Ashari
  46. Agung Sedayu
  47. Agus Bebeng
  48. Ahma Imran
  49. Ahmad Fauzan
  50. Ahmad Nurcholi
  51. Aming Derahman
  52. Andar Manik
  53. Wisnu Primason (Cikuda Papers)
  54. Andika Tazaka
  55. Anwar Siswadi
  56. Ari Adi Purwawidjana
  57. Arif Yogiawan (LBH Bandung)
  58. Bob Teguh
  59. Budi Yoga Soebandi
  60. Budiana Irmawan
  61. Dadan Ramdan Harja
  62. Dedie Koral
  63. Denang Sang Denai
  64. Dwi Amelia
  65. Dewi Maulani
  66. Dodi Ahmad Fauzi
  67. Eko Arif Nugroho
  68. Faiz Ah Soul
  69. Frino Bariarclarur
  70. Furqon AMC (Kabar Kampus)
  71. Goben Gusmiadi
  72. Gusjur Mahesa
  73. Gustaf Hariman Iskandar
  74. Hari Pochang
  75. Hawe Setiawan
  76. Heliana Sinaga
  77. Hervana HMT
  78. Heriadi Tanzil
  79. Heri Dia
  80. Iwan Abda
  81. Ipogn Witono
  82. Isa Perkasa
  83. Kiai Matdon
  84. Maman Imanulhaq
  85. Mang Dadang
  86. Martha Topeng
  87. Melia Melie Agustine
  88. Mimi Fadwi
  89. Mohammad Chandra (LPM Daunjati)
  90. M. Firman EP (Festival Indonesia Menggugat)
  91. Muhidin M. Dahlan
  92. Mukti Mukti
  93. Oshi Prisepti Koestatan (Studio Jamus)
  94. Pamanku Agus Salim
  95. Rifqi Fadhlurrakhman (Festival Indonesia Menggugat)
  96. Pradetia Novitri
  97. Rahitat Jabaril
  98. Reggi Kayong Munggaran
  99. Ridwan CH Madris
  100. Riyadus Salihin
  101. Sahlam Bahuy
  102. Sapei Rusin
  103. Semi Ikra Anggara (Alumni STSI)
  104. Setiaji Purna Sataoko
  105. Tisna Sanjaya
  106. Ubaidillah Mustar
  107. Wanggi Hoedianto
  108. Wawan Sam
  109. Wawan Sofwan (Main Teater Bandung)
  110. Wawan WG
  111. Wili Hanafi
  112. Yopi Setia Umbara
  113. Yusef Muldiana
  114. Zaki Yamani
  115. Zullfa Nasrullah
  116. Fagih R. Purnama (Media Parahyangan)
  117. M. Muslim Gifari (Bias Bahasa)
  118. Irfan Teguh P. (Pustaka Preanger)
  119. Farhad Zamani (Majalah Ganesha ITB)
  120. Beni AS (Perpustakaan Antropologi Unpad)
  121. Suka Sapi (Ultimus)
  122. Doni (Ultimus)
  123. Wytny Alia (LMP Jumpa Unpas)
  124. Wildan (STHB)
  125. Iman (RJ Soang)
  126. Fauzan Sazli (Warga Cijerah)
  127. Reni Andriani (ISBI)
  128. Saepul Mujib (ISBI)
  129. Galuh Pangestri Larashati (In The House Project)
  130. Fareza HS (Festival Indonesia Menggugat)
  131. Sultan (Suas Lorong)
  132. Apel Gumilar (Media Parahyangan)
  133. Andrenaline (Tjimahi Heritage)
  134. Ismael Faruki (Majalah Ganesha ITB)
  135. Ujang (Front API)
  136. Rudiansyah (Front API)
  137. Fajar Kelana (Festival Indonesia Menggugat)
  138. Edo W Aditiawarma (Festival Indonesia Menggugat)
  139. Hanief Mochamad (Festival Indonesia Menggugat)
  140. Herdiansyah Suhandi (Festival Indonesia Menggugat)
  141. Ghera Nugraha (Festival Indonesia Menggugat)
  142. Wisnu Tri (Festival Indonesia Menggugat)
  143. Abi Koes (Festival Indonesia Menggugat)
  144. Annisa Yovani (Festival Indonesia Menggugat)
  145. Dani Yulio Putra (Festival Indonesia Menggugat)
  146. Annas (Festival Indonesia Menggugat)
Mencermati berbagai peristiwa yang terjadi selama satu bulan terakhir di Bandung, Jakarta, Yogjakarta, dan di berbagai kota di Indonesia.
Beberapa hal yang diserukan adalah:
1. Aparat polisi dan militer segera menghentikan razia dan pemberangusan buku di berbagai kota
2. Pemerintah bersungguh-sungguh melindungi hak-hak warga negara untuk mengakses dan membaca buku serta melakukan diskusi publik yang mencerdaskan tanpa dihalang-halangi
3. Para pemangku kepentingan (stake holder) perbukuan nasional seperti penulis, penerbit, penerjemah, penyunting, penjual buku, pembaca, pegiat literasi, dan masyarakat luas hendaknya bersatu menolak pemberengusan buku.
Menolak pemberangusan buku yang akhir-akhir ini marak dilakukan oleh pihak kepolisian maupun militer.

No comments