Header Ads

Mengenal Gincu, Kosmetik Penuh Kontroversi


pasoendan.co-- Pewarna bibir alias gincu, atau lebih akrab disapa 'lipstik' merupakan kosmetik wajib kaum perempuan saat ini. Hampir setiap saat, kita melihat perempuan dengan warna bibir yang berbeda-beda.

Komponen lipstik terbuat lilin, minyak dan pigmen warna. Pewarna bibir ini sering kali dianggap sebagai penyempurna penampilan. Bahkan, karena itu, warna lipstik tak lagi terbatas. Warna-warni lipstik saat ini mencakup hamper semua warna.

Ternyata lipstik tidak hanya populer pada abad 21, kosmetika ini sudah menjadi favorit bahkan sejak zaman Mesir Kuno loh! Mau tau perkembangan lipstik dari tiap waktu? Simak penjelasannya di bawah ini ya!

Abad Kuno

Sejarah lipstik warna-warni dimulai oleh Ratu Schub-ad pada masa Mesir kuno sekitar tahun 3.500. sebelum masehi (SM).

Ratu Sumeria ini menggunkan pewarna bibir merah yang terbuat dari timah putih dan batu merah dihancurkan. Kebiasaan sang ratu dengan cepat diikuti oleh rakyatnya. Menggunakan campuran kedua bahan tersebut untuk dioleskan ke bibir mereka.

Lima abad kemudian, wanita Mesopotamia kuno membuat lipstik dari batu permata. Permata tersebut mereka hancurkan untuk menghiasi bibir.

Budaya ini terus berkembang hingga mencapai kerajaan Mesir. Masyarakat Mesir kuno sangat berani menggunakan riasan dalam keseharian mereka, termasuk mewarnai bibir.

Pada masa Mesir kuno inilah, ide warna merah untuk bibir tercipta. Baik laki-laki maupun wanita, mendapatkan warna dari oker merah yang diaplikasikan sendiri atau dicampur dengan resin atau getah untuk hasil yang tahan lama.

Kebiasaan ini bertahan hingga tahun 50 SM dan digunakan oleh bangsawan Mesir, seperti Ratu Cleopatra.

Saat kebiasaan penggunaan pewarna bibir di Mesir menurun, budaya ini justru mulai meningkat dan menyebar di Yunani. Saat tersebar di Yunani, terjadi peralihan budaya lipstik pada status sosial dan feminitas.

Dengan kata lain, penggunaan pewarna bibir hanya boleh dipakai oleh wanita saja. Cat bibir sebagian besar dikaitkan dengan pelacuran. Apalagi, pewarna bibir dibuat dari bahan-bahan yang tidak biasa, seperti keringat domba, air liur manusia, bahkan kotoran buaya.

Saat Yunani jatuh pada Kekaisaran Romawi, sekitar tahun 150-31 SM, Lipstik kembali ke aturan awal yaitu tak melibatkan gender tetapi semua orang dapat memakainya.

Pada masa-masa tersebut, pewarna bibir belum berbentuk padat. Baru pada tahun 5-12 Masehi, seorang ahli kosmetik Arab Andalusia bernama Abu al-Qasim al Zahrawi menciptakan lipstik padat. Lipstik tersebut berbasis tongkat parfung yang digulung dalam cetakan khusus.

Abad Pertengahan

Saat kekaisaran romawi runtuh, budaya mewarbna bibir sudah turun drastis, terutama karena larangan oleh pihak gereja. Pihak gereja menganggap bahwa jika melukis wajah seseorang adalah tindakan yang menentang Tuhan.

Hal ini menyebar di sejumlah Negara di Eropa, terutama Inggrs. Wanita yang menggunakan riasan dipandang sebagai jelmaan setan.

Sekitar tahun 1.200, di Italia, tren lipstik mulai muncul lagi. Mereka menggunakan lipstik untuk penanda status sosial, wanita dari kalangan tinggi menggunakan warna bibir merah, sedangkan dari kalangan rendah bewarna putih.

Baru pada tahun 1.300-an, para ahli kimia mulai menciptakan pewarna bibir. Ini membuat tren penggunaan lipstik semakian meluas pada tahun 1.500-an. Inggris yang sebelumnya menentang penggunakan lipstik mulai tertarik pada benda ini.

Peristiwa yang menandainya adalah Ratu Elizabeth I yang tidak ingin menuruti larangan gereja. Keberanian sang ratu pun segera diikuti oleh para pelayan istana dan wanita-wanita lainnya.

Abad Modern

Lipstik masih menjadi perdebatan di kalangan Gereja. Bahkan, pada abad ke-18, lipstik kemudian dianggap sebagai budaya kelas rendah. Pada abad ke-19, lipstik hanya digunakan oleh aktris dan pelacur.

Tradisi ini belum berakhir ketika perusahaan Perancis, Guerlain, memproduksi lipstik secara komersial sekitar tahun 1884. Mereka membuat lipstik dari bahan lemak rusa, minyak jarak, lilin lebah, dan ditutupi dengan kertas sutra.

Pada 1880, aktris terkenal Amerika, Sarah Bernhardt, mulai menggunakan lipstik di depan umum. Saat itu, lipstik belum dimasukkan ke dalam tabung, tapi harus dioleskan dengan kuas. Dan pada tahun 1915  dimasukkan tabung dan dijual secara komersial.

Sejak 1921, penggunaan lipstik menyebar ke Inggris dan seluruh dunia. Hingga saat ini pun lipstik sangat digandrungi oleh para perempuan dari berbagai kalangan usia.

(Anisa/dari berbagai sumber)

No comments